Minggu, 11 Mei 2014

IPS Pilihanku


   Indonesia memiliki keberagaman suku, agama, adat dan istiadat. Keberagaman suku, agama, adat dan istiadat tidak membuat Indonesia menjadi perpecahan. Indonesia memiliki toleransi yang cukup tinggi. Setiap orang diberi kebebasan untuk memilih dan memegang kepercayaan masing-masing. Kemajemukan penduduk Indonesia tidak luput dari masalah sosial yang majemuk. Permasalahan sosial yang majemuk adalah pekerjaan rumah bagi pemerintah dan masyarakat semakin bertambah.
    Dewasa ini moral penerus bangsa semakin memudar. Teringat dengan kisah seorang ibu hamil yang meminta duduk di krl (Kereta Rel Listrik). Seorang ibu hamil meminta bangku untuk duduk kepada seorang remaja. Namun, remaja tersebut dengan rasa egoisnya tidak mau memberikan tempat duduk dan mereka berpendapat bahwa dengan modal membawa bayi di dalam perut dengan seenaknya meminta  bangku untuk duduk.
   Ada apa ini dengan moral dan sopan santun penerus bangsa ini? Salah siapakah ini? Menurut saya , ibu meminta duduk itu hal yang wajar karena fisik ibu hamil sangat rentan sekali kelelahan. Bayangkan saja jika ibu hamil berdiri berjam-jam harus menanggung bayi di dalam perut,  belum lagi berat badan  si ibu yang naik. Betapa lelah dan sakitnya.
   Permasalahan di atas hanya sebagian saja. Yang cukup menggugah perasaan saya adalah dewasa ini anak-anak dibawah umur ( balita) diracuni oleh lagu-lagu yang tidak ada arti dan manfaatnya. Anak balita dengan cepat menghafal lagu-lagu yang seharusnya belum mereka nyanyikan dan mereka pun tidak mengerti maksud dari lagu tersebut. Miris sekali, moral penerus bangsa diracuni oleh bangsi ini sendiri. Bagaimana penerus bangsa selanjutnya? Jika moral dan intektual sudah diracuni? Apakah salah orang tua? Salah pemerintah?
   Dalam hal ini tak ada yang perlu dipermasalahkan semua sangat berperan aktif dalam mendidik dan menciptakan suasana yang mengedukasi untuk para penerus bangsa. Orangtua aktif dalam mendidik yang seharusnya didik dengan seumuranya. Pemerintah menyeleksi dan menyaring lagu-lagu yang pantas untuk penerus bangsa ini.
    Dengan berbagai permasalahan di atas membuat saya tergugah. Harus bagaimana supaya moral bangsa ini tidak meluntur? Apa yang bisa saya lakukan untuk negeri tercinta? Dengan bermodal kepekaan saya terhadap masalah sosial  yang sedang di hadapi bangsa ini. Saya bertekad mengabdikan diri ini untuk negeri tercinta dengan menjadi seorang pendidik (guru) dengan mengambil studi ilmu pengetahuan sosial dan ini pun masih menyangkut pemasalahan sosial di Indonesia.
  Ini sebuah tanggung jawab yang cukup berat bagi seorang pendidik. Mengapa demikian? Kerena menurut saya pendidik tonggak utama dalam mendidik penerus bangsa setelah orangtua, jika saja seorang pendidik tidak mencerminkan berperilaku baik, tidak mendidik dengan hati maka penerus bangsa akan semakin hancur. Pengajaran dan pembelajaran sangat berpengaruh dalam membimbing karater bangsa ini. Jika pembelajaran dan pengajaran menanamkan nilai sosial dan nilai sosial dinomor satukan maka karakter dan moral bangsa akan menjadi lebih baik. Tidak akan meluntur nilai-nilainya
  Dewasa ini di Indonesia pelajaran sosial diduakan atau disampingkan. Dengan diduakannya ini membuat permasalah di Indonesia bertambah, mungkin sosial tidak memiliki rumus yang serumit fisika, kimia. Namun, secara tidak sadar sosial memiliki rumus kehidupan yang rumit . Bagaimana tidak? Semua yang terjadi dikeseharian kita adalah sosial dan nilai sosial sangat kompleks sekali.
Inilah alasan saya mengambil jurusan pendidikan ilmu pengetahuan sosial karena lunturnya nilai sosial di dalam diri penerus bangsa ini dan membuat saya bergerak untuk merubah karakter bangsa dan megembalikan karakter bangsa kepada dasar-dasar pancasila sebagai ideologi negara.   

IMPIAN


    Indonesia adalah negara pendidikan yang terendah. Pendidikan di Indonesia belum tersebar secara merata. Pendidikan belum menjamak ke seluruh penjuru pelosok negeri. Sarana dan prasarana pendidikan yang diberikan amatlah jauh dari kata layak. Mulai dari bangunan sekolah yang tak layak huni, bangku-bangku sekolah yang tidak memadai dengan jumlah murid yang ada. Kurangnya tenaga pengajar di daerah pelosok negeri ini.
Lihatlah pendidikan di pedalaman kalimantan, di perbatasan negeri dengan negara tetangga. Perbatasan yang seharusnya menjadi pintu utama dari negara tetangga.  Dan ini adalah tolak ukur kemajuan suatu negara. Miris sekali melihatnya. Saya sebagai calon pendidik ingin sekali menjadi pendidik seutuhnya, pendidik yang totalitas salam mendidik. Saya tahu bahwa tinggal dipedalaman tidaklah mudah.  Namun demi pendidikan di Indonesia menjadi maju, kenapa sulit? Semua akan mudah apabila dijalaninya dengan totalitas dan ikhlas.
Jika saya lulus nanti maka saya ingin sekali mengabdi untuk negeri ini dengan mengajar di pedalaman Indonesia. Apa yang bisa saya lakukan untuk negeri ini? Ya saya harus menjadi pendidik yang rela berkorban, ikhlas dalam membimbing dan bermanfaat untuk sekitar. Jika Allah izinkan dan saya diberi kesempatan saya ingin sekali mengajar pedalaman Indonesia.
Sering sekali di pedalaman di Indonesia yang kita jumpai adalah kurangnya tenaga pengajar. Dengan adanya niatan saya ini semoga bisa mengurangi permasalahan kurangnya tenaga pengajar di pedalaman. Saya ingin mengabdikan jiwa dan raga saya untuk Indonesia. Indonesia adalah tanah kelahiranku, disinilah aku besar, disinilah aku hidup dan inilah saatnya saya abdikan diri saya untuk negeri tercinta.
Setelah saya mengajar dipedalaman. Saya berusaha untuk mengembangkan keterampilan yang saya punya yaitu dengan berwirausaha. Saya tau gaji seorang guru dipedalaman tidak sepadan dengan pengorbanannya. Maka dengan kemampuan yang saya miliki saya akan bisa lebih mandiri lagi dan tidak akan mengandalkan gaji semata.
Dengan program yang sudah dilaksanakan yaitu SM3T (Sarjana Mendidik diderah Tertinggal, Terluar dan Terdepan). Ini adalah program pemerintah untuk meratakan pendidikan di seluruh penjuru Indonesia. Dengan memberikan pembekalan kapada calon pendidik muda yang ingin mengabdikan dirinya untuk negeri. Jika Allah mengizinkan saya untuk mengikuti program SM3T maka saya mengikutinya dengan baik.
Ini juga berhubungan dengan hobi saya traveler. Saya ingin sekali berkeliling Indonesia dengan menebar manfaat ke seluruh penjuru Indonesia. Mengikuti program SM3T adalah untuk menambah pengalaman. Pengalaman tidak akan datang dengan sendirinya kecuali setelah mengalaminya. Inilah dasar saya ingin mengikuti program SM3T.
Setelah saya mengikuti program ini, saya niatkan untuk menikah dan melanjutkan studi pascasarjana di Eropa. Saya akan mengambil ilmu yang ada di luar sana dan saya akan menerapkannya di dalam negeri ini. Saya ingin sekali pendidikan di Indonesia ini menjadi maju lagi dan bisa bersaing di kancah Internasional. 
Setelah saya menyelesaikan program pascasarjana. Saya akan kembali ke Indonesia dan akan bekerja sebagai guru. Selain dengan bekerja saya membangun sekolah gratis untuk orang yang tidak mampu dan akan membangun asrama bagi mereka yang bersekolah di sekolah gratis. Mungkin pertamanya saya akan menampung anak-anak tersebut dirumah saya dulu. Jika dana semua sudah terkumpul maka saya akan bangun asrama itu secara perlahan-lahan.
Orang-orang yang tidak mampu berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Mereka adalah tanggungjawab kita bersama. Kita  lah yang seharusnya bersinergi dengan pemerintah agar pendidikan di Indonesia menjadi lebih maju lagi dan bisa bersaing di kalangan Internasional. Semua ini adalah planning saya setelah saya lulus. Mungkin mimpi terwujud jika dibarengi dengan usaha dan doa. Semoga Allah melihat dan mendengar mimpi-mimpi saya ini. Semoga terwujud satu persatu.