Tepat pada bulan mei 2012 ayahku
jatuh sakit dan aku pun sedang duduk dibangku kelas 2 SMA semester 2. Pada saat itu situasi sangat
menyedihkan sekali karena ayahku yang selalu
periang kini merintih-rintih kesakitan. Aku tak tega melihatnya. Selama ayah
sakit ibu lah yang merawatnya. Setelah 2 bulan ayah sakit. Aku naik ke bangku
kelas 3 SMA. Selama semester pertama saya tidak mengalami kegalauan yang cukut
akut.
Setelah habisnya semester pertama
mulai lah kegalauan akut dimulai. Setiap Universitas sudah membuka pendaftaran.
Saya sangat galau sekali mau daftar kemana ini? Daftar yang tidak dipunggut
biaya dimana? Pada saat itu ayahku sudah tidak bekerja lagi alias pensiun dari
kerjanya. Tepat sekali saat aku membutuhkan biaya cukup banyak. Pada saat itu
ayah hanya menerima gaji setengah dari gaji pokoknya.
Banyak sekali pendaftaran yang dipungut biaya.
Saya ingat saat Institute Pertanian Bogor membuka jalur PMDK yang bernama USMI
(Ujian Seleksi Masuk IPB). IPB hanya membuka PMDK hanya untuk Diploma saja. Dan
saya memberanikan diri untuk mendaftar. Setelah saya menanya-nanyai tentang
PMDK IPB. Saya menanyakan biaya pendaftarannya. Ternyata biayanya Rp.350.000
itu hanya biaya pendaftarannya saja.
Saya memberanikan diri bertanya
kepada orangtua. Apakah ayah dan ibu mempunyai uang sebesar itu? Maklum saat
itu perekonomian kami sedang semerawut dikarenakan untuk biaya pengobatan ayah.
Ayah sangat membutuhkan cukup biaya. Untung saja kami tidak mengutang kesana
kemari. Allah terlah menuliskan jalan rezeki untuk kami sekeluarga. Setelah saya
tanyakan. Ternyata ibu hanya mempunyai biaya Rp. 250.000. Uangnya tidak cukup
untuk pendaftaran USMI. Saya bingung harus kemana ini? Ayah dan ibu sudah tak
punya uang lagi untuk biaya pendaftaran. Ibu memberikan usul kepadaku agar aku
meminta kepada kakakku yang pertama. Aku memikirkannya. Tak enak hati rasanya
aku meminta kepadanya. Karena kakakku sudah berkeluarga dan sudah mempunyai
anak.
Mungkin kakakku ada kewajiban untuk membantu
biaya saya. Tapi saya paling anti rasanya meminta dahalu. Jika kakak saya yang
memberinya saya akan terimanya dengan rasa syukur. Saya lihat tabungan saya disekolah.
Cukuplah untuk menambah biaya pendaftaran namun sayang tabungannya tak bisa
diambil sebelum kelulusan diumumkan. Saya mencari lagi, kemana ini saya cari
uang? Setelah lama saya mencari seratus ribu rupiah yang sangat berharga bagi
saya. Akhirnya saya menyerah dan meminta kepada kakakku yang pertama. Kakakku langsung
memberinya.
Setelah membeli formulir aku
dengan sigap melengkapi data-data yang diperlukan. Setelah saya kembalikan lagi
formulir dan data-datanya. Saya tak enak jika saya meminta uang lagi demi
pendaftaran ke Universitas yang lainnya. Dalam hati yang saya melirih kepda
yang mempunyai hati ini. Ya Allah, Engkau yang Maha Tahu keadaan hamba Mu ini. Maka
mudahkan jalanku ya Allah. Aku tak mau mengecewakan keluargaku. aku tak ingin
membuat mereka bersedih karena saya tidak kuliah.
Banyak sekali
Universitas-Universitas membuka pendaftaran. Dan pada saat itu teman-teman
dengan sigap mencari peluang yang tidak disia-siakan. Pada yang saat yang
bersamaan teman-temanku mengajak aku untuk daftar di universitas yang lainnya. Aku
ingin sekali ikut ajakan dari temen saya. Tapi pada kenyataannya saya tak enak
jika saya harus meminta uang lagi kepada kakakku. Cukup ini saja yang harus
saya meminta kepada kakak saya. Dan semoga ini pun tidak mengecewakan kakak
saya.
Teman saya hampir berpikiran
negative. Mengatakan bahwa saya sombong dan tidak mau mendaftar lagi karena
sudah yakin denga IPBnya. Bukan masalah yakinya tapi saya tidak punya biaya lagi untuk mendaftar. Namun
dalam hati yang dalam saya pasrahkan saja kepada Allah toh Allah yang punya
segalanya. Setelah kepasrahan ku serahkan kepada Allah tidak ada kegelisan
terhadap apapun yang akan terjadi nanti. Sebelum pengumuman USMI saya
mendaftarkan diri melalui jalur SNMPTN. Lagi lagi saya terkendala dengan biaya
pendaftaran.
Pada saat itu, memang dari
pemerintahnya tidak dipungut biaya namun segelintir oknum memintanya untuk beli
rokok. Oknum tersebut memang cukup berterus terang terhadap biaya pendaftaran
yang tidak dipungut biaya namun mereka meminta agar kami mengumpulkan uang
sebesar Rp. 50.000. mungkin segelintir orang uang tersebut tidak terlalu besar.
Bagi saya uang tersebut sangatlah besar. Setelah bernegosiasi akhirnya pihak
oknum mengalah dan menggratisakan biaya pendaftaran. Hati saya cukup lega pada
saat itu.
Saya mendaftar tidak pada
Universitas yang saya inginkan karena saya tidak mengharapkan saya keterima
jalur undangan. Saya telah membayangkan saya daftar dari beberapa ribu
siswa dan rasanya tidak mungkin jika
keterima.
Pengumuman USMI pun tiba. Saya lupa
tangga berapa itu. Yang saya ingat pada saat itu setelah kami siswa-siswi kelas
3 ada kegiatan di masjid dan guru mengumumkan bahwa pengumuman USMI telah ada
di ruang BK. Saya tak sabar untuk berlari menuju ruang BK. Saya berjalan dengan
rasa harap-harap cemas. Saya berjalan bersama dengan teman saya yang bernama
Qori’ah. Dia juga sama mendaftar ke IPB. Selama perjalanan saya selalu menyebut
NamaNya agar aku diberi ketenangan jika terjadi sesuatu kepadaku. Pas saya
lihat di jendela ruang BK saya melihat namaku diberi stabilo dan itu tandanya
aku keterima di IPB dengan jurusan
pilihan pertama yaitu jurusan AKUNTANSI.
Alhamdulilah ucap syukurku kepada
Allah tak henti-henti. Setelah aku melihat kebawah lagi ternyata temanku Qori’ah
tidak keterima. Mungkin bukan miliknya di IPB saya menghibur hati sahabat saya
dari kelas 1 SMA. Ada rasa campur aduk didada antara senang dan antara sedih
karena temanku tidak keterima dan tidak mungkin saya bersenang-senang diatas
penderitaan orang lain. Tak lupa saya kabari juga kepada keluarga yang ada
dirumah. Saya mengabarinya lewat sms dan saya kabari dengan “Alhamdulillah mah
anak mamah keterima di IPB jurusan akuntansi” dan jawaban dari ibu “
Alhamdulilah neng, selamat yah neng”. Ternyata secara tidak sadar ibu saya
meneruskan sms ke sanak sodaranya. Bangga rasanya telah membuat ibu
tersenyum.