Kamis, 30 Januari 2014

Hikmah dibalik Ujian 1



Tepat pada bulan mei 2012 ayahku jatuh sakit dan aku pun sedang duduk dibangku kelas 2 SMA  semester 2. Pada saat itu situasi sangat menyedihkan sekali karena ayahku yang selalu  periang kini merintih-rintih kesakitan. Aku tak tega melihatnya. Selama ayah sakit ibu lah yang merawatnya. Setelah 2 bulan ayah sakit. Aku naik ke bangku kelas 3 SMA. Selama semester pertama saya tidak mengalami kegalauan yang cukut akut.
Setelah habisnya semester pertama mulai lah kegalauan akut dimulai. Setiap Universitas sudah membuka pendaftaran. Saya sangat galau sekali mau daftar kemana ini? Daftar yang tidak dipunggut biaya dimana? Pada saat itu ayahku sudah tidak bekerja lagi alias pensiun dari kerjanya. Tepat sekali saat aku membutuhkan biaya cukup banyak. Pada saat itu ayah hanya menerima gaji setengah dari gaji pokoknya.
 Banyak sekali pendaftaran yang dipungut biaya. Saya ingat saat Institute Pertanian Bogor membuka jalur PMDK yang bernama USMI (Ujian Seleksi Masuk IPB). IPB hanya membuka PMDK hanya untuk Diploma saja. Dan saya memberanikan diri untuk mendaftar. Setelah saya menanya-nanyai tentang PMDK IPB. Saya menanyakan biaya pendaftarannya. Ternyata biayanya Rp.350.000 itu hanya biaya pendaftarannya saja.
Saya memberanikan diri bertanya kepada orangtua. Apakah ayah dan ibu mempunyai uang sebesar itu? Maklum saat itu perekonomian kami sedang semerawut dikarenakan untuk biaya pengobatan ayah. Ayah sangat membutuhkan cukup biaya. Untung saja kami tidak mengutang kesana kemari. Allah terlah menuliskan jalan rezeki untuk kami sekeluarga. Setelah saya tanyakan. Ternyata ibu hanya mempunyai biaya Rp. 250.000. Uangnya tidak cukup untuk pendaftaran USMI. Saya bingung harus kemana ini? Ayah dan ibu sudah tak punya uang lagi untuk biaya pendaftaran. Ibu memberikan usul kepadaku agar aku meminta kepada kakakku yang pertama. Aku memikirkannya. Tak enak hati rasanya aku meminta kepadanya. Karena kakakku sudah berkeluarga dan sudah mempunyai anak.
 Mungkin kakakku ada kewajiban untuk membantu biaya saya. Tapi saya paling anti rasanya meminta dahalu. Jika kakak saya yang memberinya saya akan terimanya dengan rasa syukur. Saya lihat tabungan saya disekolah. Cukuplah untuk menambah biaya pendaftaran namun sayang tabungannya tak bisa diambil sebelum kelulusan diumumkan. Saya mencari lagi, kemana ini saya cari uang? Setelah lama saya mencari seratus ribu rupiah yang sangat berharga bagi saya. Akhirnya saya menyerah dan meminta kepada kakakku yang pertama. Kakakku langsung memberinya.
Setelah membeli formulir aku dengan sigap melengkapi data-data yang diperlukan. Setelah saya kembalikan lagi formulir dan data-datanya. Saya tak enak jika saya meminta uang lagi demi pendaftaran ke Universitas yang lainnya. Dalam hati yang saya melirih kepda yang mempunyai hati ini. Ya Allah, Engkau yang Maha Tahu keadaan hamba Mu ini. Maka mudahkan jalanku ya Allah. Aku tak mau mengecewakan keluargaku. aku tak ingin membuat mereka bersedih karena saya tidak kuliah.
Banyak sekali Universitas-Universitas membuka pendaftaran. Dan pada saat itu teman-teman dengan sigap mencari peluang yang tidak disia-siakan. Pada yang saat yang bersamaan teman-temanku mengajak aku untuk daftar di universitas yang lainnya. Aku ingin sekali ikut ajakan dari temen saya. Tapi pada kenyataannya saya tak enak jika saya harus meminta uang lagi kepada kakakku. Cukup ini saja yang harus saya meminta kepada kakak saya. Dan semoga ini pun tidak mengecewakan kakak saya.
Teman saya hampir berpikiran negative. Mengatakan bahwa saya sombong dan tidak mau mendaftar lagi karena sudah yakin denga IPBnya. Bukan masalah yakinya tapi saya  tidak punya biaya lagi untuk mendaftar. Namun dalam hati yang dalam saya pasrahkan saja kepada Allah toh Allah yang punya segalanya. Setelah kepasrahan ku serahkan kepada Allah tidak ada kegelisan terhadap apapun yang akan terjadi nanti. Sebelum pengumuman USMI saya mendaftarkan diri melalui jalur SNMPTN. Lagi lagi saya terkendala dengan biaya pendaftaran.
Pada saat itu, memang dari pemerintahnya tidak dipungut biaya namun segelintir oknum memintanya untuk beli rokok. Oknum tersebut memang cukup berterus terang terhadap biaya pendaftaran yang tidak dipungut biaya namun mereka meminta agar kami mengumpulkan uang sebesar Rp. 50.000. mungkin segelintir orang uang tersebut tidak terlalu besar. Bagi saya uang tersebut sangatlah besar. Setelah bernegosiasi akhirnya pihak oknum mengalah dan menggratisakan biaya pendaftaran. Hati saya cukup lega pada saat itu.
Saya mendaftar tidak pada Universitas yang saya inginkan karena saya tidak mengharapkan saya keterima jalur undangan. Saya telah membayangkan saya daftar dari beberapa ribu siswa  dan rasanya tidak mungkin jika keterima.
Pengumuman USMI pun tiba. Saya lupa tangga berapa itu. Yang saya ingat pada saat itu setelah kami siswa-siswi kelas 3 ada kegiatan di masjid dan guru mengumumkan bahwa pengumuman USMI telah ada di ruang BK. Saya tak sabar untuk berlari menuju ruang BK. Saya berjalan dengan rasa harap-harap cemas. Saya berjalan bersama dengan teman saya yang bernama Qori’ah. Dia juga sama mendaftar ke IPB. Selama perjalanan saya selalu menyebut NamaNya agar aku diberi ketenangan jika terjadi sesuatu kepadaku. Pas saya lihat di jendela ruang BK saya melihat namaku diberi stabilo dan itu tandanya aku keterima di IPB  dengan jurusan pilihan pertama yaitu jurusan AKUNTANSI.
Alhamdulilah ucap syukurku kepada Allah tak henti-henti. Setelah aku melihat kebawah lagi ternyata temanku Qori’ah tidak keterima. Mungkin bukan miliknya di IPB saya menghibur hati sahabat saya dari kelas 1 SMA. Ada rasa campur aduk didada antara senang dan antara sedih karena temanku tidak keterima dan tidak mungkin saya bersenang-senang diatas penderitaan orang lain. Tak lupa saya kabari juga kepada keluarga yang ada dirumah. Saya mengabarinya lewat sms dan saya kabari dengan “Alhamdulillah mah anak mamah keterima di IPB jurusan akuntansi” dan jawaban dari ibu “ Alhamdulilah neng, selamat yah neng”. Ternyata secara tidak sadar ibu saya meneruskan sms ke sanak sodaranya. Bangga rasanya telah membuat ibu tersenyum. 

2 komentar:

  1. selamat ya.. segala sesuatu pasti ada hikmah di baliknya bagi orang2 yang mau bersabar :)

    BalasHapus
  2. Makasih ka udah coment di blog saya. Allah tidak akan menguji hambaNya melebihi batas kemampuan kita :)

    BalasHapus