Kamis, 06 Maret 2014

Kakak



Hari Minggu tanggal 2 Maret tepat pukul 09.30 kereta krakatau tiba di stasiun Serang. Kereta krakatau adalah kereta yang akhir tujuannya di Kediri. Namun disini tidak akan menceritakan tentang kereta api. Aku akan menceritakan seorang pemuda yang akan mencari peruntungan di Kota Pelajar. Seorang pemuda yang aku sayangi dan aku cintai. Dia adalah kakakku. Usia yang cukup muda bagiku, saat umur 23 tahun kakakku merantau ke Kota Pelajar atau Jogjakarta.
Benar apa yang dikatakan pribahasa-pribahasa yang sering dikatakan oleh guru di masa SD. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Pengalaman hidup seseorang adalah guru yang terbaik. Pengalaman hidup tidak bisa kita dapatkan dipelajaran dalam kelas. Kurikulum dari tahun ke tahun tidak pernah menyantumkan pelajaran pengalaman hidup. Yang kita ketahui pengalaman hidup itu adalah pengalaman jalan hidup seseorang yang didapatkan sehari-hari dalam beraktifitas.

Kakakku dari lahir hingga kuliah dan bekerja tinggal di Serang dan tak pernah merasakan merantau. Tidak begitu dengan aku, SMP aku sudah merasakan merantau dan kuliah aku sudah merantau lagi. Balik lagi ke cerita kakakku. Dengan bermodal sebuah koper, satu buah ransel, dan satu buah plastik kecil. Kakakku niatkan untuk merantau.

Dia tekadkan niat untuk mengundurkan diri dari pekerjaan yang dulu. Dia yakin bahwa Allah akan menggantikan yang lebih baik lagi. Beberapa minggu mencari pekerjaan, akhirnya kakakku mendapatkannya di Kota Jogjakarta. Ikut bersama sepupuku yang telah lama bekerja dan berumah tangga disana.

Entahlah aku tak tahu apa kerjaan kakakku disana. Namun yang aku harapkan semoga pekerjaan kakakku yang sekarang ini lebih baik lagi. Apapun yang dihadapi disana tetap tersenyumlah ka. Yakin bahwa hidup di dunia tak seberapa dibadingkan kehidupan akhirat.

Pahitnya hidup kau sembunyikan tak pernah kau berkeluh kesah kepada ayah, ibu dan aku ataupun yang lainnya. Kau pendam sendiri. Biarkan dirimu saja yang merasakan. Kau begitu hebat ka. Aku salut dengan mu. Dari sifat acuhmu kau perhatikan aku. Aku tak bisa membalasnya. Semoga Allah membalas kebaikan mu.

Aku tahu gajimu tak seberapa, namun kau tetap memberikan sepeser gajimu untukku. Terima kasih ka. Aku sangat menyusahkan semuanya, termasuk kau. Maafkan aku ka.

Jika boleh jujurnya aku tak ingin kau menikah dulu. Karena aku ingin kau melanjutkan cita-citamu setinggi-tingginya. Aku yakin kau pasti bisa untuk menjalaninya. Kedua aku tak tahu harus kemana jika aku dalam kekurangan uang? Hanya kau yang bisa ku andalkan. Hanya satu kakakku yang belum menikah yaitu kakak. Jika kakak sudah menikah? Harus kemana lagi aku meminta uang? Aku tahu rezeki sudah diatur oleh Allah. Aku yakin Allah lah yang memberi aku rezeki. Namun Allah pun memberi rezeki melalui perantara siapa pun yang dikehendakiNya. 

Aku tak enak jika kakak sudah beristri aku selalu meminta uang. Jika emang kakak ingin menikah dan sudah menemukan jodohnya. Nikah lah ka. Biarkan aku mencari sepeser receh untuk menyambung hidup ini. Ayah, ibu dan aku meridhoinya. Apapun itu yang terbaik untuk mu ka.

Aku tahu kau tak pernah memperhatikan dirimu sendiri. Kau perhatikan kami semua. Dulu aku sering sekali berantem denganmu, sering kali aku memarahimu, membencimu. Namun sekarang kau sangat memperhatikan aku. Kau penuhi semua keinginan ku. Aku malu ka atas perlakuan baik mu.

 Ka anak ayah dan ibu yang belum menikah tinggal kita berdua. Sebelum kita bertemu dengan jodoh kita, inilah saatnya untuk berbakti kepada ayah dan ibu. Jangan kecewakan hati mereka. Aku berjanji tidak akan mengecewakan kakak, ayah dan ibu. Aku akan membahagiakan semuanya yang telah berjasa mengantarkan aku hingga aku berkuliah.

Ka aku tahu kau tak pernah mengeluh dengan keadaan. Semua anak ayah dan ibu berkuliah di luar kota. Hanya kau yang berkuliah di Serang. Anak ibu dan ayah yang D3 hanya kau. Namun kau tak pernah memprotes ayah dan ibu.

Kau dicemooh oleh kami saat kau sudah menemukan jatidirimu. Kau hadapi dengan sendiri, kami begitu bukan karena kami membenci tapi kami sayang kepada kakak. Namun kaka sudah menemukan jatidiri yang sesungguhnya. Terus berjuanglah ka. Terus menebar manfaat untuk disekelilingmu. Jaga diri baik-baik disana. Jangan pernah lupa sholat. Yakinlah bahwa Allah selalu ada dan melihat kita.

Salam cinta dari adikmu.

Nazia Maulia Amini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar