Hari
Minggu tanggal 2 Maret tepat pukul 09.30 kereta krakatau tiba di stasiun
Serang. Kereta krakatau adalah kereta yang akhir tujuannya di Kediri. Namun
disini tidak akan menceritakan tentang kereta api. Aku akan menceritakan
seorang pemuda yang akan mencari peruntungan di Kota Pelajar. Seorang pemuda
yang aku sayangi dan aku cintai. Dia adalah kakakku. Usia yang cukup muda bagiku,
saat umur 23 tahun kakakku merantau ke Kota Pelajar atau Jogjakarta.
Benar
apa yang dikatakan pribahasa-pribahasa yang sering dikatakan oleh guru di masa
SD. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Pengalaman hidup seseorang adalah guru
yang terbaik. Pengalaman hidup tidak bisa kita dapatkan dipelajaran dalam
kelas. Kurikulum dari tahun ke tahun tidak pernah menyantumkan pelajaran
pengalaman hidup. Yang kita ketahui pengalaman hidup itu adalah pengalaman
jalan hidup seseorang yang didapatkan sehari-hari dalam beraktifitas.
Kakakku
dari lahir hingga kuliah dan bekerja tinggal di Serang dan tak pernah merasakan
merantau. Tidak begitu dengan aku, SMP aku sudah merasakan merantau dan kuliah
aku sudah merantau lagi. Balik lagi ke cerita kakakku. Dengan bermodal sebuah
koper, satu buah ransel, dan satu buah plastik kecil. Kakakku niatkan untuk
merantau.
Dia
tekadkan niat untuk mengundurkan diri dari pekerjaan yang dulu. Dia yakin bahwa
Allah akan menggantikan yang lebih baik lagi. Beberapa minggu mencari
pekerjaan, akhirnya kakakku mendapatkannya di Kota Jogjakarta. Ikut bersama
sepupuku yang telah lama bekerja dan berumah tangga disana.
Entahlah
aku tak tahu apa kerjaan kakakku disana. Namun yang aku harapkan semoga
pekerjaan kakakku yang sekarang ini lebih baik lagi. Apapun yang dihadapi
disana tetap tersenyumlah ka. Yakin bahwa hidup di dunia tak seberapa
dibadingkan kehidupan akhirat.
Pahitnya
hidup kau sembunyikan tak pernah kau berkeluh kesah kepada ayah, ibu dan aku
ataupun yang lainnya. Kau pendam sendiri. Biarkan dirimu saja yang merasakan.
Kau begitu hebat ka. Aku salut dengan mu. Dari sifat acuhmu kau perhatikan aku.
Aku tak bisa membalasnya. Semoga Allah membalas kebaikan mu.
Aku
tahu gajimu tak seberapa, namun kau tetap memberikan sepeser gajimu untukku.
Terima kasih ka. Aku sangat menyusahkan semuanya, termasuk kau. Maafkan aku ka.
Jika
boleh jujurnya aku tak ingin kau menikah dulu. Karena aku ingin kau melanjutkan
cita-citamu setinggi-tingginya. Aku yakin kau pasti bisa untuk menjalaninya.
Kedua aku tak tahu harus kemana jika aku dalam kekurangan uang? Hanya kau yang
bisa ku andalkan. Hanya satu kakakku yang belum menikah yaitu kakak. Jika kakak
sudah menikah? Harus kemana lagi aku meminta uang? Aku tahu rezeki sudah diatur
oleh Allah. Aku yakin Allah lah yang memberi aku rezeki. Namun Allah pun
memberi rezeki melalui perantara siapa pun yang dikehendakiNya.
Aku
tak enak jika kakak sudah beristri aku selalu meminta uang. Jika emang kakak
ingin menikah dan sudah menemukan jodohnya. Nikah lah ka. Biarkan aku mencari
sepeser receh untuk menyambung hidup ini. Ayah, ibu dan aku meridhoinya. Apapun
itu yang terbaik untuk mu ka.
Aku
tahu kau tak pernah memperhatikan dirimu sendiri. Kau perhatikan kami semua.
Dulu aku sering sekali berantem denganmu, sering kali aku memarahimu,
membencimu. Namun sekarang kau sangat memperhatikan aku. Kau penuhi semua
keinginan ku. Aku malu ka atas perlakuan baik mu.
Ka anak ayah dan ibu yang belum menikah
tinggal kita berdua. Sebelum kita bertemu dengan jodoh kita, inilah saatnya
untuk berbakti kepada ayah dan ibu. Jangan kecewakan hati mereka. Aku berjanji
tidak akan mengecewakan kakak, ayah dan ibu. Aku akan membahagiakan semuanya yang
telah berjasa mengantarkan aku hingga aku berkuliah.
Ka
aku tahu kau tak pernah mengeluh dengan keadaan. Semua anak ayah dan ibu
berkuliah di luar kota. Hanya kau yang berkuliah di Serang. Anak ibu dan ayah yang
D3 hanya kau. Namun kau tak pernah memprotes ayah dan ibu.
Kau
dicemooh oleh kami saat kau sudah menemukan jatidirimu. Kau hadapi dengan
sendiri, kami begitu bukan karena kami membenci tapi kami sayang kepada kakak.
Namun kaka sudah menemukan jatidiri yang sesungguhnya. Terus berjuanglah ka.
Terus menebar manfaat untuk disekelilingmu. Jaga diri baik-baik disana. Jangan
pernah lupa sholat. Yakinlah bahwa Allah selalu ada dan melihat kita.
Salam
cinta dari adikmu.
Nazia
Maulia Amini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar